Pembelajaran Agama Dengan Pendekatan Terhadap Siswa Meminilisir Etika Buruk Pada Lingkungan Sekolah

Dina Mariyana

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Pamulang

Di era modernisasi dan digitalisasi yang semakin berkembang dengan pesat, sekolah memiliki peran yang semakin penting dalam menyiapkan siswa/i untuk menghadapi tantangan masa depan. yang mana proses pembelajaran tidak lagi terbatas pada interaksi tatap muka di ruang kelas, akan tetapi sudah semakin dipengaruhi oleh teknologi digital yang membuka banyak peluang baru, namun juga membawa tantangan tersendiri, termasuk dalam pembentukan etika dan karakter siswa.

dengan pendekatan pembelajaran agama dapat meminimalisir etika buruk pada lingkungan sekolah karena pembelajaran agama memiliki peran penting dalam membentuk karakter siswa dan menciptakan suasana yang positif di sekolah. Pendekatan ini dapat berfokus pada penguatan nilai-nilai moral dan spiritual yang terkandung dalam ajaran agama, serta upaya mengurangi perilaku negatif yang dapat merugikan individu dan kelompok di lingkungan sekolah.

Pembelajaran Agama  menjadi salah satu yang dapat mengurangi etika buruk dalam lingkungkungan sekolah karena memiliki pemanfaatan diantaranya :

  • Meningkatkan Kedisiplinan dan Pengendalian Diri

yang dimana Siswa dapat memahami nilai agama yang mengajarkan pengendalian diri akan lebih mudah menahan diri dari perilaku buruk dan menghindari godaan untuk berbuat negatif.

  • Meningkatkan Kepedulian Sosial

Dalam Pembelajaran agama juga mengajarkan siswa untuk lebih peduli terhadap sesama, yang dapat mengurangi perilaku individualis dan mendukung terciptanya lingkungan sosial yang saling membantu.

  • Memperkuat Keterampilan Sosial

Nilai-nilai agama mengajarkan tentang pentingnya interaksi sosial yang positif, seperti saling menghormati, bekerjasama, dan memberi maaf. Ini penting untuk menciptakan iklim sekolah yang harmonis dan mengurangi konflik antar siswa. Dalam hal ini peran guru ialah menciptakan lingkungan yang positif, guru berperan sebagai fasilitator yang tidak hanya menyampaikan materi pembelajaran akan tetapi juga menciptakan lingkungan yang mendukung karakter siswa, maka guru harus mampu :

  • Membina Keterbukaan dan Dialog:

Guru perlu menciptakan suasana yang mendukung dialog terbuka antara siswa dan guru. Hal ini memberi kesempatan bagi siswa untuk bertanya dan menggali lebih dalam tentang nilai-nilai agama, serta memahami konsekuensi dari tindakan yang tidak etis.

  • Memberikan Pembinaan Moral secara Berkala

Guru dapat melakukan pembinaan moral secara rutin melalui ceramah, diskusi, atau forum tanya jawab mengenai etika dan moralitas agama.

  • Menegakkan Disiplin Secara Adil

Dalam hal etika, guru perlu menegakkan aturan sekolah dengan adil, memberikan hukuman atau sanksi yang mendidik bagi siswa yang melanggar etika, tetapi juga memberi kesempatan untuk perbaikan.

Sekolah di era modernisasi dan digitalisasi harus mampu menjalankan peran ganda: sebagai tempat pendidikan akademis dan juga sebagai lembaga yang membentuk karakter siswa dalam menghadapi dunia yang semakin kompleks. Dengan pendekatan yang tepat, terutama dalam pembelajaran agama dan nilai-nilai etika, sekolah dapat membantu siswa untuk berkembang menjadi individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki moralitas yang tinggi, baik di dunia nyata maupun di dunia maya. dan dapat menginternalisasi nilai-nilai moral yang akan membimbing mereka dalam menjalani kehidupan dengan lebih baik, tidak hanya di lingkungan sekolah, tetapi juga di masyarakat secara luas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *